Wudhu adalah salah satu hal primer yang wajib dilakukan sebelum beribadah pada allah. Dalam pelaksanaanya, wudhu mempunyai kondisi sah serta rukun atau kewajiban sehingga ibadah kita sesuai dengan hukum syariat. Berikut adalah rukun dan kondisi-kondisi legal dalam berwudhu:
Kondisi -kondisi legal
1. Menggunakan air kudus buat berwudhu.
إِنَّ الْمَاءَ طَهُورٌ لاَ يُنَجِّسُهُ شَىْءٌ
“sesungguhnya air itu suci, tak terdapat yg bisa menajiskannya.”(hr. Tirmidzi)
2. Air yg digunakan artinya air halal serta bukan air curian.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَأْكُلُوا أَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبَاطِلِ
“hai orang-orang yang beriman, janganlah engkau saling memakan harta sesamamu dengan jalan yg batil…”(qs. An nisa : 29)
3. Membersihkan benda-benda yg bisa menghalangi air menyentuh kulit, seperti cat kuku dll.
أَنَّ رَجُلًا تَوَضَّأَ فَتَرَكَ مَوْضِعَ ظُفُرٍ عَلَى قَدَمِهِ فَأَبْصَرَهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، فَقَالَ : ارْجِعْ فَأَحْسِنْ وُضُوءَكَ ، فَرَجَعَ ثُمَّ صَلَّى
“ada seseorang yg berwudhu serta meninggalkan satu daerah di kakinya (tidak dibasuh), kemudian nabi sallallahu’aalihi wa salam melihatnya, maka beliau bersabda, “kembali dan perbaiki wudhu anda, maka dia balik lalu beliau shalat.”(hr. Muslim)
Rukun wudhu
1. Niat dalam hati.
Bila seorang membasuh anggota wudhu dengan niat buat mengurangi rasa panas atau buat membersihkannya maka tidak disebut menjadi orang yang berwudhu.
الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ وَلِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى
“seluruh perbuatan tergantung niatnya, dan (balasan) bagi tiap-tiap orang (tergantung) apa yang diniatkan…“(hr. Muttafaqun alaihi)
2. Membasuh wajah (termasuk berkumur-kumur dan istinsyaq).
كَانَ إِذَا تَوَضَّأَ أَخَذَ كَفًّا مِنْ مَاءٍ فَأَدْخَلَهُ تَحْتَ حَنَكِهِ فَخَلَّلَ بِهِ لِحْيَتَهُ وَقَالَ « هَكَذَا أَمَرَنِى رَبِّى عَزَّ وَجَلَّ »
3. Mencuci ke 2 tangan hingga siku.
« ثُمَّ غَسَلَ يَدَهُ الْيُمْنَى إِلَى الْمَرْفِقِ ثَلاَثًا ، ثُمَّ غَسَلَ يَدَهُ الْيُسْرَى إِلَى الْمَرْفِقِ ثَلاَثًا »
“…kemudian beliau membasuh tangannya yang kanan hingga siku sebesar tiga kali, kemudian membasuh tangannya yg kiri hingga siku sebesar tiga kali…”(hr. Muttafaqun alaihi).
4. Mengusap ketua (termasuk ke 2 telinga).
« ثُمَّ مَسَحَ رَأْسَهُ بِيَدَيْهِ ، فَأَقْبَلَ بِهِمَا وَأَدْبَرَ ، بَدَأَ بِمُقَدَّمِ رَأْسِهِ ، حَتَّى ذَهَبَ بِهِمَا إِلَى قَفَاهُ ، ثُمَّ رَدَّهُمَا إِلَى الْمَكَانِ الَّذِى بَدَأَ مِنْهُ »
“kemudian beliau membasuh mengusap kepala menggunakan tangannya,(dengan cara) menyapunya ke depan serta ke belakang. Beliau memulainya asal bagian depan kepalanya ditarik ke belakang hingga ke tengkuk lalu mengembalikannya lagi ke bagian depan kepalanya.”(hr. Muttafaqun alaihi)
5. Mencuci kedua kaki sampai mata kaki.
« ثُمَّ غَسَلَ رِجْلَيْهِ إِلَى الْكَعْبَيْنِ »
“…kemudian dia membasuh kedua kakinya sampai dua mata kaki…”(hr. Muttafaqun alaihi).
6. Berurutan / tertib.
فَاغْسِلُوا وُجُوهَكُمْ وَأَيْدِيَكُمْ إِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوا بِرُءُوسِكُمْ وَأَرْجُلَكُمْ إِلَى الْكَعْبَيْنِ
“…maka basuhlah mukamu serta tanganmu hingga dengan siku, serta sapulah kepalamu serta (basuh) kakimu hingga dengan kedua mata kaki,”(qs. Al-maidah : 6)
Tidak dibenarkan adanya jeda yang panjang antara satu anggota wudhu menggunakan anggota wudhu lainnya. Batas waktu antara basuhan satu anggota wudhu menggunakan anggota wudhu lainnya artinya keringnya anggota wudhu yg sebelumnya dibasuh
أَنَّ رَجُلاً تَوَضَّأَ فَتَرَكَ مَوْضِعَ ظُفُرٍ عَلَى قَدَمِهِ فَأَبْصَرَهُ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- فَقَالَ « ارْجِعْ فَأَحْسِنْ وُضُوءَكَ ». فَرَجَعَ ثُمَّ صَلَّى
“ada seorang yg berwudhu lantas bagian kuku kakinya tidak terbasuh, lalu nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melihatnya dan bersabda, “ulangilah, perbaguslah wudhumu.” lantas ia pun mengulangi serta pulang shalat.”(hr. Muslim no. 243)
Thank You and Good article Syarat Syah Berwudhu this time, hopefully can benefit for you all. see you in other article postings.
You are now reading the articleSyarat Syah Berwudhu with the link address https://siramanqolbu99.blogspot.com/2019/01/syarat-syah-berwudhu.html
0 comments
Post a Comment